Sabtu, 11 November 2017

Meraih Mimpi

Ardi adalah seorang anak yang terlahir dari keluarga yang tidak mampu. Ardi merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Kedua adiknya perempuan, bernama Dinda dan Dita. Mereka tinggal di suatu desa di pinggir kota.
       Orang tua Ardi hanyalah seorang petani yang memiliki lahan sawah yang tidak seberapa. Penghasilan orang tuanya tidaklah cukup untuk membayai pendidikan ketiga anaknya sampai ke perguruan tinggi. Jika mereka menginkan sesuatu maka mereka harus bekerja keras memperoleh uang sendiri dengan cara bekerja, jualan, atau upahan menyetrika dan mencuci dengan tetangga yang terbilang  mampu.
          Oleh karena kondisi keluarganya ini, Ardi telah terbiasa hidup susah. Dia mampu mengurus dirinya sendiri. Ardi juga turut membantu orang tuanya di sawah ketika dia memiliki waktu luang. Sedangkan adik perempuannya, Dinda membantu ibunya mengatur urusan rumah tangga seperti masak dan mencuci. Dinda juga harus mengurus dan menjaga adiknya yang masih kecil ketika orang tuanya pergi bertani.
            Terlepas dari keadaan ekonomi mereka, orang tua Ardi mendidik anak-anaknya dengan sangat baik. Mereka menanamkan ajaran agama pada anak-anaknya sejak kecil. Mereka memberikan contoh yang baik pada anaknya agar taat beribadah pada Allah dan berakhlak yang baik dalam hidup mereka. Mereka pun tidak segan-segan menolong tetangga mereka yang membutuhkan bantuan.
Sebagaimana anak-anak lainnya, Ardi juga memiliki cita-cita. Dia ingin bersekolah dan menempuh pendidikan di perguruan tinggi agar bisa memperbaiki kehidupan keluarganya. Ardi bercita-cita ingin menjadi seorang guru agar ketika dia besar nanti dia bisa mengajarkan ilmu yang dimilikinya pada orang lain, terkhusus anak-anak yang terlahir di keluarga yang bernasib sama dengannya.
Setelah tamat sekolah dasar, Ardi ingin melanjutkan ke sekolah menengah pertama (SMP). Ia pun mendiskusikan keinginannya ini kepada kedua orang tuanya. Sayangnya untuk melanjutkan ke SMP ini dibutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga terasa berat bagi orang tua Ardi. Namun, karena tekadnya yang begitu kuat untuk mencapai cita-citanya ini, Ardi akhirnya mampu menyakinkan ayah dan ibunya untuk mengizinkannya sekolah lagi.
Berbekal izin orang tuanya, Ardi melanjutkan pendidikannya di satu-satunya SMP di daerahnya dengan usaha sendiri. Beruntungnya, Ardi merupakan seorang anak yang cerdas. Nilai akademiknya sangat bagus dan selalu mendapat rangking pertama di kelasnya. Hal ini berdampak sangat baik bagi Ardi karena dengan kemampuannya itu akhirnya ia memperoleh beasiswa dari pemerintah. Sehingga Ardi tidak perlu lagi memikirkan biaya sekolah seperti SPP.  Sedangkan untuk kebutuhan sekolah, seperti buku dan sebagainya, Ardi harus mencari uang sendiri.
Ardi lalu bekerja serabutan. Ia juga berjualan kayu bakar ke sana kemari. Ia mencari kayu bakar di hutan, mengumpulkannya satu persatu. Ia mengikat kayu-kayu tersebut dan menjualnya ke pasar. Pada saat itu, hanya sedikit bahkan hampir tidak ada orang yang menggunakan kompor untuk memasak.
Mencari uang untuk membiayai kebutuhan sekolahnya sendiri bukanlah hal yang mudah bagi seorang anak yang masih sangat muda seperti Ardi. Pernah suatu ketika kayu bakarnya tidak terjual satu pun. Ardi tetap tidak berputus asa, Ia pun berkeliling desa menjajakan kayu bakarnya. Namun, apa lah daya, kayu bakarnya tetap tidak ada yang membeli. Ardi yang kelelahan sudah tidak memiliki kekuatan lagi untuk membawa kayu-kayunya tersebut. Ia pun terduduk di samping kayu bakar jualannya tersebut. Sampai akhirnya ada seorang dermawan yang kasihan melihatnya dan membeli semua kayu bakar yang ia jual.
Meskipun sibuk mencari uang, Ardi tetap tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang pelajar dan hamba Allah. Ardi rajin belajar pada malam harinya dan sholat lima waktu tidak pernah ia tinggalkan. Berkat kerja keras dan tekadnya yang kuat, serta atas ridho Allah padanya, Ardi akhirnya mampu menamatkan sekolahnya sampai ke SMA dengan uang yang diperoleh dari jerih payahnya sendiri. Ia juga memiliki uang tabungan yang selalu disisihkannya sedikit demi sedikit dari hasil kerjanya.
Tamat SMA, Ardi ingin merantau ke daerah lain dan menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Namun keinginannya ini tidak disetujui oleh kedua orang tuanya. Mereka tidak ingin anaknya pergi merantau. Akhirnya Ardi memutuskan untuk meraih cita-citanya menjadi guru dengan melanjutkan pendidikan di SPG di daerahnya.
Semasa di SPG, Ardi sangat tekun menjalani pendidikannya. Ia juga bergaul dengan sangat baik. Ia menjadi andalan dan dihormati teman-temannya. Ardi pun menyelesaikan pendidikannya di SPG dengan hasil yang sangat baik.  Tidak berapa lama kemudian, Ia pun diangkat menjadi pegawai negeri sipil yaitu guru. Tempatnya bertugas pertama kali adalah di daerah lain yang terpencil.
Di sekolah tempatnya bertugas, Ardi sangat dihormati dan disukai oleh teman-teman sejawatnya dan juga oleh anak didiknya. Ia merupakan guru yang handal dan sangat disiplin. Dengan gaji yang diperolehnya, Ardi membantu orang tuanya membiayai pendidikan adik-adiknya. Orang tua Ardi pun sangat bangga kepada Ardi. Di masyarakat, Ardi juga disegani dan menjadi panutan yang baik.
Dari kisah Ardi ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa siapa pun orangnya, dari keluarga mana pun, baik yang memiliki latar belakang ekonomi berkecukupan maupun yang berasal dari keluarga tidak mampu dapat meraih cita-citanya. Asalkan memiliki niat dan tekad yang kuat, usaha yang maksimal dan  tidak berputus asa dalam menghadapi rintangan juga optimis dalam meraih cita-cita, maka kesuksesan itu bukanlah sekedar mimpi. Namun, selain berikhtiar juga harus disertai doa memohon rahmat dan ridho Allah.



           

            

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More