By : Oppy Utriyani_Laporan Praktikum FTS Steril 2015_Farmasi UAD_Yogyakarta
I. ALAT DAN BAHAN
A. Alat-alat- Autoklaf
- Oven
- Laminar air flow (LAF) cabinet
- Glassware
- Aquadest => Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa.
- Sterile water for injection (SWFI)
- Media BHI Cair
- Media BHI Padat
II. CARA KERJA
A. Validasi Metode Sterilisasi dengan Autoklaf- Dibuat masing-masing dua buah sediaan berupa aquadest dalam botol infus, vial, dan ampul
- Sediaan di autoklaf dengan suhu yang sama (121 C) dan waktu berbeda, yaitu 20 menit dan 30 menit.
- Sterilitas aquadest dalam tiap wadah dicek dengan media BHI cair.
- Inkubasi media BHI yang berisi sampel sediaan selama 24 jam
- Cek ada tidaknya pertumbuhan bakteri pada media BHI.
B. Validasi Laminar Air Flow
- Untuk Pengecekan Aliran Udara dalam LAF
- Kecepatan alir udara dalam lemari LAF diukur
- Piring petri yang berisi media BHI diletakkan di dalam LAF cabinet pada bagian yang ada aliran HEPA filter selama 30 menit.
- Inkubasi media BHI padat selama 24 jam.
- Lakukan pengecekan sterilitas media.
- Untuk Pengecekan Dinding LAF cabinet
- Media BHI dalam cawan petri yang berbentuk cembung ditempelkan ke dinding LAF cabinet. Tutup.
- Inkubasi media BHI selama 24 jam di inkubator pada suhu 37 C.
- Lakukan pengecekan sterilitas media.
- Wadah vial, ampul, dan gelas beker masing-masing dua buah.
- Sterilkan dalam oven dengan suhu yang sama (180 C) tetapi dengan waktu berbeda, yaitu 30 menit dan 60 menit.
- Tiap wadah dibilas dengan sterile water for injection pada bagian dalamnya.
- Hasil bilasan dimasukkan ke dalam media BHI cair.
- Inkubasi media BHI selama 24 jam pada suhu 37 C.
- Lakukan pengecekan sterilitas media BHI.
III. HASIL PERCOBAAN
IV. PEMBAHASAN
Validasi adalah suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan, atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan.
Pada percobaan ini, dilakukan validasi terhadap metode sterilisasi menggunakan autoklaf dan oven serta validasi laminar air flow (LAF). Validasi metode sterilisasi ini perlu dilakukan untuk mengidentifikasi parameter kritis sterilisasi serta mengetahui batas toleransinya.
Validasi pada laminar air flow cabinet dilakukan di bagian HEPA Filter serta sudut kritis LAF. Prinsip kerja LAF adalah aliran udara laminar akan membawa kontaminan keluar sehingga kontaminasi dapat diminimalisir. Parameter kritis LAF adalah efektivitas HEPA Filter, kecepatan alir udara, dan arah aliran udara. Namun, karena keterbatasan alat, maka pada percobaan hanya dilakukan pengujian efektivitas HEPA Filter. HEPA Filter atau High Eficiency Particulate Air filter merupakan alat yang berfungsi menyaring partikel dari udara dengan efisiensi tinggi yaitu 99,97%. Pengujian dilakukan dengan memaparkan media BHI padat selama 30 menit pada bagian aliran HEPA filter. Setelah uji sterilitas dilakukan, diperoleh hasil bahwa HEPA Filter pada LAF ini tidak bekerja secara efektif.
Selain itu, sebelum digunakan, lampu UV pada LAF terlebih dahulu diidupkan selama 30 menit. Hal ini bertujuan untuk mensterilkan LAF dari mikroba dan bakteri. Hasil uji yang tidak steril mengindikasikan bahwa penyinaran UV selama 30 menit belum mampu membunuh mikroba yang masuk ke dalam LAF cabinet.
Selanjutnya dilakukan validasi terhadap metode sterilisasi menggunakan oven. Metode sterilisasi panas kering ini dilakukan untuk alat-alat yang terbuat dari gelas. Pada percobaan, digunakan gelas beker, vial, dan ampul yang dibungkus dengan dua lapis aluminium foil, untuk mencegah kontaminasi setelah sterilisasi. Parameter kritis pada oven adalah suhu dan waktu. Suhu digunakan 200 C selama 30 menit dan 60 menit. Perbedaan waktu ditujukan untuk mengetahui lama waktu efektif untuk sterilisasi. Uji sterilitas dilakukan dengan membilas wadah dengan SWFI lalu air bilasan dimasukkan ke dalam media BHI cair. Penggunaan Steril WFI bertujuan untuk mencegah hasil semu atau kontaminasi dari air.
Hasil uji sterilitas membuktikan semua alat yang telah disterilkan, baik pada waktu 30 menit maupun 60 menit sudah steril. Artinya metode sterilisasi dengan oven pada suhu 200 C selama 30 menit saja sudah bisa dan valid untuk sterilisasi wadah gelas.
Pada validasi metode sterilisasi uap panas dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 C dilakukan pada dua waktu, yaitu 20 dan 30 menit. Parameter kritis autoklaf adalah suhu, waktu, dan tekanan. Bedanya pada autoklaf, wadah gelas yang disterilkan diisi dulu dengan aquades baru dilanjutkan sterilisasi. Air ini lah yang dimasukkan dalam media BHI cair untuk kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C. Hasil yang diperoleh menunjukkan tidak ada pertumbuhan bakteri pada semua media BHI. Artinya, metode ini valid untuk mensterilkan wadah gelas.
V. KESIMPULAN
- Metode sterilisasi menggunakan autoklaf da oven telah tervaidasi.
- HEPA Filter pada laminar air flow cabinet tidak berfungsi dengan baik.
- Botol infus, vial, dan ampul dapat disterilkan dengan metode sterilisasi uap panas (autoklaf) pada suhu 121 C selama 20 menit.
- Gelas beker, vial, dan ampul dapat disterilkan dengan metode sterilisasi uap kering (oven) pada suhu 180 C selama 30 menit.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Setianto, A.B., Sugihartini, N., Ikhsanudin, A., Efiana, N.A., Widyastuti, L., Fatimah, S.F. 2015. Petunjuk Praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Steril. Yogyakarta : Farmasi UAD.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.